Rabu, 30 Maret 2016

"Integritas = kejujuran"



Assalamualaikum…
Salam sahabat dumay…!
Tadi pagi saya menghadiri undangan sosialisasi pengawas UN yang dilaksanakan oleh sub rayon Angsana yang bertempat di SMA Negeri 1 Angsana. Ada hal menarik yang membuat saya terpaksa harus menulis sehingga menjadi salah satu bacaan alternative bagi sahabat dumay sekalian. Dalam kesempatan itu, kepala sekolah SMA Negeri 1 Angsana menyampaikan rasa terima kasih nya kepada para pengawas UN pada tahun sebelumnya yang juga sebagian besar  menjadi pengawas kembali pada tahun ini karena turut berpartisipasi dalam kesuksesan pelaksanaan UN sehingga SMAN 1 Angsana menjadi salah satu dari 4 sekolah di Tanah bumbu yang meraih penghargaan sebagai sekolah yang memiliki angka integritas di atas rata-rata dalam hal pelaksanaan UN. Tiga sekolah lainnya yang mendapat penghargaan serupa adalah SMAN 1 Sungai loban, SMK Tunas Bangsa dan MAN 1 Tanah Bumbu. Peringkat ini diperoleh karena sekolah-sekolah tersebut meraih angka diatas 80 yang mungkin menjadi angka tolak ukur dari kemendiknas.
 “Saya tidak tahu persis apa yang menjadi ukuran dalam penilaian tersebut yang jelas kami cukup bangga atas prestasi ini semoga bisa dipertahankan dan menjadi lebih baik lagi tahun ini. Integritas itu dinilai dari tingkat kejujuran dalam hal pelaksanaan UN. Apalagi mulai beberapa tahun ini kelulusan siswa ditentukan oleh satuan pendidikan, jadi kami lepas saja. Dalam arti tidak perlu mengalami kekhawatiran yang berlebihan. Tugas kami sama dengan tahun-tahun sebelumnya, hanya perlu memaksimalkan pendampingan yang lebih intens dan serius dalam persiapan UN. Memang pada dasarnya setiap sekolah tentunya memiliki rasa kekhawatiran jika banyak siswa mereka yang tidak lulus sehingga terkadang ada intervensi dari pihak sekolah untuk membantu anak didiknya. Namun bagi kami cukup santai saja. Lepas saja anak-anak, berikan mereka kepercayaan. Berikan mereka keyakinan bahwa mereka pasti mampu sehingga mereka tidak terbebani dan begitupun dengan sekolah. Asalkan usaha dan ikhtiar yang benar sudah dilakukan maka hasilnya serahkan kepada Allah sebagai pembuat ketentuan”, begitu cerita beliau panjang lebar dihadapan sekitar 20 orang guru yang menjadi panitia dan pengawas UN.
Dalam hati saya berpikir, Hal seperti ini yang saya mau. Saat ini pemerintah sudah memberikan kepercayaan kepada sekolah untuk menjadi penentu kelulusan siswa jadi sudah selayaknya sekolah juga menjawab kepercayaan pemerintah untuk lebih professional dalam pelaksanaan UN. Tidak perlu ada ketakutan. Tidak perlu ada intervensi. Cukup berikan kepercayaan. Memang sudah menjadi rahasia umum bahwa kejujuran merupakan barang langka yang sulit ditemukan dinegeri ini. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya kasus-kasus yang terbongkar yang semuanya bermuara pada tidak adanya kejujuran. Hanya karena perasaan-perasaan malu kalau paling rendah, “kada nyaman amun kada membari”, bahkan ingin mendapatkan sesuatu yang lebih seseorang seringkali berlaku tidak jujur. Hampir disetiap elemen masyarakat sering ditemukan ketidakjujuran. Para anggota dewan yang terhormat sekalipun bias tertangkap pasti berawal karena masalah ketidakjujuran. Seorang pejabat publik tertangkap pasti juga karena tidak jujur. Uang tips, uang pulsa, uang lelah, uang terima kasih dan uang-uang lain yang tidak jelas alasan pembenarannya untuk diterima seringkali berwara wiri dikehidupan masyarakat kita. Saya cukup kagum dibeberapa instansi masih ada juga yang peduli dengan kejujuran walaupun mungkin itu Cuma sekedar lipstick belaka.”Terima kasih untuk tidak memberikan uang tips kepada petugas kami”. Cukup senang saya melihat tulisan itu. Dan sejujur nya saya pun ingin melihat tulisan itu ada disetiap tempat pelayanan umum yang ada dimasyarakat. Para pelayan masyarakat yang sebenarnya mereka telah digaji untuk pekerjaannya terkadang masih saja menjawab “seikhlasnya saja pak”, ketika kita menanyai berapa jumlah biaya administrasinya. memang perkataan ini lembut dan bagus tetapi terasa janggal. kita jadi bingung mau membayar berapa. Jika orang yang berurusan sebelum kita membayar 50.000 maka tentunya kita pun malu jika harus membayar dengan nominal 10.000 atau bahkan 5.000.  ini  hanyalah  sebagian kecil contoh fenomena ketidakjujuran yang terjadi di masyarakat menurut saya.
Sahabatku, hidup ini hanya sekali. Setiap perbuatan kita aka nada timbale baliknya. Kalau pun  tidak di dunia, maka di akhirat sudah pasti. Berlakulah yang jujur. Jikalaupun kita saat ini berada pada lingkungan yang acuh terhadap kejujuran, maka mulailah dari diri sendiri dan mulai dari yang kecil. Semampu yang kita bisa. Sejatinya manusia itu mempunyai hati nurani yang dapat membedakan apakah setiap tindakan yang dilakukannya apakah tindakan jujur atau tidak. Perilaku korup di Negara kita saat ini sebenarnya adalah efek dari kebiasaan-kebiasaan kecil tentang ketidakjujuran yang sudah menjadi karakternya. Sehingga ketika peluang dan kesempatan itu ada maka dengan sangat pintarnya akal licik manusia itu mencari dalih pembenaran dari apa yang dilakukannya.
Belajar dari prestasi yang diraih oleh SMAN 1 Angsana di atas, tentunya ini tidak terlepas dari visi yang dimiliki oleh pimpinan sekolah tersebut yang didukung oleh kekompakan dari setiap guru dan tata laksana sekolah yang ada di dalamnya. Sekolah sebagai wadah pembentukan karakter siswa tentunya menjadi ladang amal bagi para gurunya untuk memulai jihad membangun generasi bangsa yang jujur yang akan menjadi pewaris pemimpin masa depan. Sebagaimana yang digaungkan oleh presiden Joko Widodo, bahwa sudah saat nya Indonesia melakukan revolusi mental untuk menyongsong Indonesia emas di tahun 2025. Indonesia sudah banyak memiliki orang-orang pintar namun masih sedikit memiliki orang-orang yang jujur. Semoga kejujuran tidak hanya mudah untuk kita ucapkan, tetapi juga mudah untuk kita laksanakan. Dimulai dari hal yang kecil, dimulai dari diri sendiri dan dimulai dari saat ini. Aamiin…

7 komentar:

  1. Luar biasa, membumikan kejujuran untuk Peradaban Terbaik!!

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas komennya. Semoga kejujuran tidak hanya sebagai pemanis belaka

    BalasHapus
  3. Mas imam, supaya komentar kita muncul beserta fotonya. Gmn caranya? Kadang saya komen di blog orang gak muncul?

    BalasHapus
  4. Di update loh ya? Wuihh sekalinya blogger juga. 😍

    BalasHapus
  5. Hehe...mas @ Nur Salim, uln ni blm bs mengatur tampilan spy menarik dan banyak pengunjung

    BalasHapus