Selasa, 17 Mei 2016

Sekolah Islam Terpadu (SIT), Upaya Membangun Peradaban Ummat Yang Lebih Religius dan Berakhlak.



Assalamualaikum wr.wb…
Ahlan wa sahlan sahabat-sahabat dunia maya ku. Kali ini saya ingin sedikit berbagi cerita tentang sekolah dasar yang sedang saya rintis. Meskipun bahasanya “sedang saya rintis”, namun bukan berarti saya lah pendirinya. Saya hanyalah yang mengawali nahkoda sebagai pimpinan di sekolah dasar tersebut. Tepatnya sekolah dasar islam terpadu (SDIT) AN NAHL Angsana.
Sahabat sekalian yang berbahagia, sekolah islam terpadu (SIT) adalah sebuah sekolah islam moderat (seperti itu saya melihatnya) yang menjadi pilihan alternative bagi warga masyarakat Indonesia. Berawal dari lima satuan sekolah dasar yang berdiri pada 1993 di wilayah Jabodetabek, sekolah Islam terpadu (SIT) telah berkembang pesat di seluruh Indonesia.
Kelima sekolah yang menjadi cikal bakal model penyelengaraan SIT itu, yakni SDIT Nurul Fikri Depok, SDIT Al Hikmah Jakarta Selatan, SDIT Iqro Bekasi, SDIT Ummul Quro Bogor, dan SDIT Al Khayrot Jakarta Timur. Sejak saat itu, SIT terus bermunculan dan  berkembang.
Ketua JSIT Indonesia Sukro Muhab mengungkapkan, inspirasi membangun sekolah Islam bermutu didorong keinginan mendirikan sekolah yang bebas dari sekularisme.
Yakni, sekolah yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agama dalam suatu jalinan kurikulum, pembelajaran, dan lingkungan terpadu. Tingginya minat masyarakat menyekolahkan putra-putrinya di SIT, menurut Sukro, tak lepas dari tiga kunci utama keberhasilan proses pendidikan di SIT. Pertama, niat dan dedikasi pendidik di SIT berpijak pada motif menggapai ridha Allah SWT semata. Kedua, kepercayaan dan harapan yang tinggi dari orang tua kepada SIT. Ketiga, dukungan masyarakat, pemerintah, dan pihak lain bagi kebangkitan sekolah Islam bermutu.
Kini, perkembangan sekolah Islam menjadi tren yang fenomenal di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Hal itu ditandai dengan munculnya semangat menolak fenomena sekularisme dalam filosofi pendidikan.
Seorang peneliti dari  Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura, mengungkapkan, SIT menolak dikotomi antara pendidikan agama dan sekuler. Peneliti itu menambahkan, SIT berkembang di kota-kota besar dan diminati kalangan menengah ke atas. Para penyelenggara SIT kebanyakan dari kalangan Muslim terdidik yang memiliki tingkat kesadaran Islam yang tinggi. Keberadaan SIT, baik penyebaran maupun pertumbuhannya di Indonesia, sangat dipengaruhi keberadaan JSIT Indonesia.
JSIT Indonesia merupakan organisasi yang dibentuk para pendiri SIT. Setelah mengalami pertumbuhan cukup signifikan, mereka menggagas payung organisasi yang berfungsi sebagai wadah pembinaan dan pemberdayaan SIT.
Menurut Sukro, JSIT Indonesia menjadi wadah berhimpunnya sekolah Islam yang memiliki filosofi, konsepsi, dan aplikasi sama dalam penyelenggaraan sekolah. Mayoritas menggunakan brand SIT mulai dari pendidikan tingkat usia dini, sekolah dasar, sampai sekolah menengah.
JSIT Indonesia yang berdiri pada 31 Juli 2003 dinakhodai Dr Fahmy Alaydroes, yang juga ketua yayasan pendidikan Nurul Fikri. Kini, JSIT memasuki usia satu dekade. Banyak pemberdayaan yang dilakukan terhadap sekolah Islam yang berafiliasi dalam jaringannya.
Selain menggelar sederet pelatihan, JSIT Indonesia bekerja sama dengan lembaga pendidikan internasional. Antara lain, International Center for Educational Excellence Malaysia, Association For Academic Quality Pakistan, Sekolah Islam Al Irsyad dan Aljuneid Singapura, Smart Bestari Thailand, dan Khoirat Foundation Turki.
Segudang prestasi diraih peserta didik dan SIT dalam ajang nasional dan intenasional. Baik dalam kompetisi olimpiade sains maupun kegiatan olahraga dan seni. Tak kalah pentingnya rata-rata lulusan SDIT mampu menghafal satu juz Alquran, sedangkan SMPIT dan SMAIT lebih dari dua juz. (Heri Ruslan, http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/01/31).
Alhamdulillah saat ini SDIT AN NAHL Angsana sudah menjadi bagian dari Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia. Dan merupakan SIT pertama yang ada di Kecamatan Angsana. Meskipun begitu tidak mudah untuk mendirikan sekolah tersebut. Banyak liku dan tantangan yang harus dihadapi. Dari mulai tempat yang selalu berpindah-pindah, masih rendahnya komitmen para guru, dan kurangnya dukungan di tingkat local. Namun hal ini tentunya sudah menjadi mafhum. Karena sekolah islam terpadu bisa dikatakan sebagai sekolah “baru” khususnya bagi warga masyarakat yang tinggal di pedesaan seperti kami. Sehingga cenderung masih dipandang sebelah mata. Namun hal ini menjadi tantangan yang memicu semangat kami untuk terus meningkatkan diri guna mendapatkan  pengakuan dari masyarakat khususnya pemerintah daerah di Kabupaten Tanah Bumbu. Di Tanah Bumbu sendiri sudah muncul beberapa sekolah islam terpadu yang lebih dahulu mengawali. Diantaranya ada SIT Ar Rasyid, SIT Dhia El Widad, dan SIT Rumah Pintar Indonesia.
Belajar dari pengalaman yang sempat penulis dapatkan di SDIT Ukhuwah Banjarmasin, Sekolah islam terpadu adalah sebuah wadah yang tepat yang dapat membentuk kepribadian dan semangat berprestasi dari anak-anak calon pemimpin masa depan. Berbagai aktivitas di dalam dan diluar sekolah cukup menjadi jawaban akan hal itu. Bagaimana seorang anak yang tidak hanya cakap dalam computer, juga aktif dalam menghafal al qur’an. Selain itu budaya-budaya islami yang keliatannya sederhana namun cukup membekas di hati saya waktu itu. Akhlak terpuji dan kejujuran adalah sebuah kartu AS yang  menjadi point penting yang selalu tertanam di benak saya dan hal itu yang selalu didoktrinasi oleh para guru kepada siswa-siswanya di sekolah tersebut.
Menurut pandangan penulis, point terakhir ini adalah menjadi kata kunci yang menjawab berbagai fenomena “sakitnya”dunia pendidikan saat ini. sakitnya dunia pendidikan dapat kita lihat pada  <a href="https://www.facebook.com/MozaikIslam/posts.html">MozaikIslam</a> 
  Oleh karena nya kami dengan segenap tenaga pendidik mencoba untuk menawarkan pendidikan alternative yang mengedepankan akhlak terpuji dan budaya islami kepada  warga masyarakat khususnya yang ada di Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu. Semoga niat tulus kami mendapat ridho dari Allah SWT dan dukungan dari segenap masyarakat, khususnya di Kecamatan Angsana….Aamiinn
Wallohu a’lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar