Selasa, 02 Juni 2015

Matinya Sepak Bola Indonesia

Terhitung sejak tanggal 30 Mei 2015 Indonesia menjalani sanksi dari persatuan sepak bola dunia atau yang lazim di singkat FIFA. Buntut dari sanksi tersebut adalah Indonesia tidak lagi dapat berkompetisi di semua level persepakbolaan berkelas internasional, sebut saja Level ASEAN, ASIA, Bahkan Piala Dunia. tidak hanya itu pertandingan promosi klub-klub papan atas dunia pun urung untuk di gelar Di Indonesia. Nasiib- nasiib
sudah prestasi yang belum naik malah tambah hancur semuanya. sebagai mana yang di kemukakan manajer dan suporter Persipura, bahwa Mereka tidak dikalahkan oleh klub dari negara lain tetapi mereka dikalahkan oleh negara mereka sendiri. yaitu Indonesia Tersayang sekali....Sempat kita punya asa dengan kemajuan yang diperoleh oleh klub persipura tetapi kini semua kandas akibat egoisme dari pemerintah yang ngotot untuk mempertahankan pembekuan terhadap PSSI. dengan dalih perombakan dan perbaikan total pemerintah dengan seenaknya acuh terhadap persepakbolaan tanah air. padahal isu-isu negatif tentang PSSI tidak ada satupun yang terbukti kebenarannya. kalaulah memang benar adanya ketidakberesan ditubuh PSSI seharusnya oknumnya lah yang di proses bukan institusinya. dengan membekukan institusi itu sama artinya dengan menganggap semua pihak yang terlibat di PSSI secara otomatis dicurigai telah berlaku tidak fair terhadap persepakbolaan indonesia. tetapi sekali lagi saya bilang bahwa pemerintah kita jauh dari sikap kenegarawanan. bahkan lebih cocok disebut kekanak-kanakan. kenapa demikian karena beliau-beliau lebih mengedepankan praduga ketimbang bukti, padahal negara kita adalah notabene negara hukum.hmmm....

kini dengan sanksi ini, diisukan bahwa pemerintah akan menggelar turnamen setelah lebaran.namun dibawah kendali dari tim transisi bukan dari PSSI. sungguh ironi orang orang hebat sekelas pemerintah hanya sanggup mengadakan kompetisi sekelas tarkam. kenapa demikian karena kompetisi itu sendidir tidak didukung oleh FIFA sebagai induk sepak bola dunia.  apalah artinya hebat jika cuma di dalam tempurung....hedeeeh...sangat tidak punya hati nurani .... ramadhan semakin dekat tetapi kantong para pemain dan pelatih serta segenap pihak yang menggantungkan mata pencahariannya di bola kian menipis. dampak sanksi tersebut sudah mulai banyak terasa. kekecewaan persipura, pembubaran klub-klub papan atas indonesia. sebutlah BArito putra, PSM Makassar,Arema Malang, Sriwijaya FC, dan masih banyak lain yang satu persatu mulai berguguran. entah apa yang ada dibenak pemerintah (kemenpora) sehingga keadaan ini terus berlarut-larut tanpa ada kejelasan nasib para pemain dan pelatih sepak bola indonesia.

Keadaan semacam ini akan selalu dikenang dan menjadi bagian dari sejarah kelam persepakbolaan tanah air. dimana pada masa ini dan kementrian ini sepakbola indonesia mencapai titik terendah dalam prestassinya.

namun sebagai rakyat biasa. saya hanya bisa berdoa semoga Allah memberikan jalan terbaik bagi kekisruhan ini. karena logikanya jika olahrag mati maka kejahatan pun akan semakin meningkat...entah itu narkoba, kenakalan remaja, pencurian dan sebagainya akibat dari tidak adanya pengalihan hormon negatif yang membawa kepada niat jahat para pelakunya.....

Indonesia masih bisa, salam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar